Apa itu Demam Typoid???
Demam tifoid atau tipes adalah penyakit akut dengan gejala demam yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Serupa dengan tifoid, ada gejala tipes yang dalam bahasa medis disebut dengan paratifoid, disebabkan oleh Salmonella paratyphi, biasanya menyebabkan penyakit seperti tifoid namun dengan klinis yang lebih ringan. Bakteri penyebab penyakit tipes ini ada dalam air atau makanan yang kemudian menyebar ke orang lain melalui jalur makanan.
Di seluruh dunia, demam tifoid atau tipes memengaruhi lebih dari 21
juta orang per tahun, dengan sekitar 200.000 orang meninggal akibat
penyakit tersebut. Sedangkan di Indonesia, kejadian tifoid adalah
300-800 orang per 100.000 penduduk dengan presentase 64 persen terjadi
pada usia 3-19 tahun.
Penyebab Demam Tifoid atau Tipes
Penyebab demam tifoid masuk melalui minum atau makan, makanan atau
air yang terkontaminasi bakteri. Orang yang terinfeksi penyakit tifoid
dapat mencemari pasokan air di sekitarnya melalui tinja yang mengandung
konsentrasi tinggi dari bakteri penyebab tipes. Kontaminasi pasokan air
pada gilirannya mencemari pasokan makanan. Bakteri dapat bertahan selama
berminggu-minggu dalam air atau limbah kering.
Sekitar 3-5 persen orang menjadi pembawa bakteri setelah terinfeksi
yang merupakan penyebab demam tifoid. Sedangkan orang lain yang
terinfeksi mampu menderita penyakit yang sangat ringan bahkan tidak
tampak sakit. Orang-orang ini dapat menjadi operator bakteri jangka
panjang (penular bakteri) meskipun mereka tidak memiliki gejala dan
menjadi sumber wabah baru demam tifoid selama bertahun-tahun.
Gejala Tipes pada Anak dan Dewasa
Masa inkubasi gejala tipes atau demam tifoid ini biasanya 1-2 minggu,
dan durasi penyakit adalah sekitar 3-4 minggu. Dua gejala tipes ringan
yang utama adalah demam dan ruam. Ruam yang tidak memengaruhi setiap
pasien, terdiri dari bintik-bintik berwarna mawar, terutama di leher dan
perut. Gejala tipes pada anak dan dewasa ini juga termasuk:
- Nafsu makan yang buruk
- Sakit kepala
- Sakit dan nyeri di seluruh tubuh
- Demam di atas 37,5 derajat Celsius
- Merasa lemas
- Diare
- Pingsan
Salah satu gejala tipes ringan yang mengawali infeksi tipes ini
adalah sembelit. Siapa yang menyangka, sembelit justru menjadi gejala
tifoid yang sering terjadi, sekalipun ada beberapa strain Salmonella thypii yang menyebabkan diare juga.
Rasa ketidaknyamanan di perut juga dapat terjadi. Demam menjadi
konstan. Sekitar 10 persen orang memiliki gejala berulang setelah merasa
lebih baik selama satu sampai dua minggu. Kambuh sebenarnya lebih
sering terjadi pada individu yang diobati dengan antibiotik.
Jika gejala tipes ringan dibiarkan berlarut-larut dan menjadi serius
kemudian tidak diobati, usus bisa mengalami masalah yang lebih serius.
Hal ini dapat menyebabkan peritonitis, infeksi jaringan yang melapisi
bagian dalam perut, yang telah dilaporkan berakibat fatal di antara 5
dan 62 persen kasus.
Infeksi lain, paratyphoid, disebabkan oleh Salmonella enterica. Ini memiliki gejala yang mirip dengan tifoid, tapi kurang berakibat fatal.
Diagnosis Demam Tifoid
Setelah menelan makanan atau air yang terkontaminasi, bakteri Salmonella
menyerang usus halus dan masuk ke aliran darah sementara. Bakteri
dibawa oleh sel darah putih dalam sumsum hati, limpa, dan tulang, yang
akan berkembang biak dan masuk kembali aliran darah.
Orang
yang terinfeksi tampak manifestasi klinisnya seperti demam. Bakteri
penyebab tipes menular dapat menyerang kandung empedu, sistem empedu,
dan jaringan limfatik usus. Di sini, mereka berkembang biak dalam jumlah
yang tinggi.
Bakteri masuk ke dalam saluran usus
dan dapat diidentifikasi dalam sampel tinja. Jika hasil tes tidak
jelas, sampel darah akan diambil untuk mendiagnosis. Sampel darah akan
diperiksa peningkatan titer antibodi terkait tifoid dengan tes Widal atau dengan tes Tubex.
Mengobati Demam Tifoid
Ada beberapa obat gejala tipes atau obat untuk mengobati demam tifoid
yang mungkin akan disarankan oleh dokter. Demam tifoid dapat diobati
dengan antibiotik yang membunuh bakteri Salmonella. Sebelum penggunaan
antibiotik sebagai obat untuk demam tifoid, tingkat kematian tifoid
mencapai 20 persen. Kematian terjadi dari infeksi biasa, pneumonia,
perdarahan usus, atau perforasi usus (usus pecah).
Dengan antibiotik dan perawatan suportif, angka kematian telah
dikurangi menjadi 1-2 persen. Dengan terapi antibiotik yang tepat,
biasanya ada perbaikan dalam waktu 1-2 hari dan pemulihan dalam waktu
7-10 hari.
Beberapa antibiotik efektif untuk pengobatan demam tifoid. Kloramfenikol
adalah obat pilihan selama bertahun-tahun. Karena efek samping yang
serius seperti penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit, kloramfenikol telah digantikan oleh antibiotik yang efektif
lainnya.
Pilihan antibiotik dipandu dengan mengidentifikasi wilayah geografis
di mana infeksi terjadi (krisis tertentu di Indonesia menunjukkan
resistensi yang signifikan terhadap beberapa antibiotik). Jika kambuh
terjadi, maka antibiotik lain perlu diberikan, tentunya dengan potensi
kekuatan yang lebih tinggi.
Resistensi antibiotik terjadi ketika obat gejala tipes yang diberikan
tidak berkhasiat untuk diminum, atau banyak dari kita yang membeli obat
gejala tipes secara mandiri di apotek tanpa resep dokter.
Hal ini tidak disadari justru akan membahayakan, karena ketika semua
antibiotik tidak dapat digunakan lagi, maka infeksi bakteri tidak dapat
disembuhkan lagi.
Pasien tifoid dapat berkembang menjadi kronois (sekitar 3-5 persen
dari mereka yang terinfeksi), dapat diobati dengan antibiotik yang
berkepanjangan. Seringkali, pengangkatan kandung empedu, tempat infeksi
kronis, merupakan suatu solusi yang diambil untuk mengobati pasien demam
tifoid in
.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar